Selasa, 12 Mei 2014
Hari ini adalah tes kedua saya setelah mengikuti satu jobfair, tetapi ini merupakan psikotes pertama kali saya. Untuk persiapan hari ini, saya menyempatkan mencari tahu di internet psikotes itu seperti apa, karena saya belum mengetahui dan merasakan psikotes.
Seperti yang telah saya tulis di bagian kedua, hari ini saya tes di perusahaan Astra Honda Motor. Pagi hari itu saya menuju Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Tak lupa saya membawa CV, fotocopy transkrip nilai (karena saya belum lulus, saya printkan transkrip nilai saya dari portal akademik), pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar, pulpen, dan pensil HB. Sampai juga di lokasi yang dimaksud, tempat dimana saya pernah mengikuti tes UM UGM. Saya bertanya ke satpam dimana Ruang Sidang Lt.3, saya diarahkan ke gedung baru, sampai disana saya dikira orang yang sudah lolos tahap selanjutnya dan disuruh mengisi biodata. Saya dimasukkan sebuah ruangan dan disuruh mengisi biodata, tetapi saya tidak melakukannya karena masih bingung. Tak lama kemudian, ibu yang membawa saya masuk sadar dan menunjukkan tempat yang seharusnya. Sampailah di ruangan yang dimaksud.
Saya dan para jobseeker lain menunggu di sekitar Ruang Sidang tersebut. Terlihat sebagian besar yang mengikuti tes ini adalah laki-laki. Di tempat ini, bertemulah saya dengan seorang lulusan Matematika UNY yang ternyata dulu merupakan teman satu kelas teman saya (teman yang saya maksud adalah teman seangkatan saya di Matematika UGM 2010 dan sebelumnya sempat menjadi mahasiswa Matematika UNY 2009). Kami saling bercerita, tentang skripsi kami, perkuliahan, dan lain-lain.
Tak lama kami bercerita, tim dari AHM masuk dan menyuruh kami duduk di tempat yang sudah disediakan. Kami duduk bersebelahan, ya mungkin karena kami merasa asing dengan yang lain. Awalnya adalah perkenalan dari perusahaan dengan melempar beberapa pertanyaan, mulai dari sejarah, saham, hingga kode pada AHAS menunjukkan apa. Saya sama sekali tidak tahu tentang itu, iya karena saya tidak menggunakan motor Honda.
Dari antara kami di ruangan, ternyata ada yang mengetahui jawaban dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan tim AHM. Saya berpikir, apa mereka benar-benar belajar untuk mengikuti tes ini, atau sudah pernah tahu sebelumnya. Itu hanya di pikiran saya, toh lolosnya tes kali ini bukan dari jawaban-jawaban itu.
Setelah tim mempersiapkan bahan psikotes kami, mulailah dibagikan tes pertama, yang harus dijawab dengan menyilang pilihan yang benar. Tes kali ini, disuruh menggunakan pulpen. Saya sudah lupa bagian-bagian tesnya apa saja, hanya ingat saat itu ada soal deret, soal benar/salah, soal yang menyuruh kami menjawab dengan simbol lebih besar/lebih kecil/sama dengan/tidak dapat ditentukan, dan soal kubus. Perlu di ingat, psikotes di AHM berbeda dengan di Astra International.
Setelah tes bagian pertama selesai, datanglah kertas yang lebar dan berisi angka-angka. Ya, tes pauli. Mungkin dalam bayangan, orang Matematika bisa mengerjakan dengan sangat mudah. Tidak bagi saya, di Matematika itu tidaklah dituntut hitung cepat, jadi untuk urusan ini sepertinya saya tidak bisa berharap banyak. Saat mengerjakan ini, pikiran saya kemana-mana, mata bahkan sempat melihat pekerjaan orang lain, telinga pun mendengar gangguan, dan tangan sampai lelah. Hasilnya tidaklah maksimal, satu setengah halaman pun tidak sampai, dan cukup heran melihat ada yang tambah kertas.
Tes berikutnya adalah tes kepribadian. Saya lupa berapa soal saat itu, tetapi kami hanya perlu memilih satu dari dua pilihan yang ada di soal sesuai dengan karakter pribadi kami. Sebenarnya tidak sulit, tapi memang menimbulkan kebingungan dalam menjawabnya. Pada saat tes ini, kami ditunggu sampai benar-benar selesai menjawab semua pertanyaan.
Selanjutnya adalah tes gambar. Pada tes-tes sebelumnya kami diharuskan menggunakan pulpen, tetapi sekarang mengunakan pensil HB. Tes gambar terdiri dari dua bagian, yang pertama adalah melengkapi gambar yang terdiri dari 8 kotak yang masing-masing kotak terdapat unsur gambar seperti titik, garis, kotak, dll. Bagian kedua menggambar orang dan pohon, serta diberikan keterangan usia, kelebihan, kelemahan pada gambar orang, serta nama pada gambar pohon. Saat itu, disampaikan bahwa tidak boleh menggambar orang yang ada di ruangan tersebut. Apa yang saya gambar? Saya menggambar seorang dosen dan pohon nangka, entah apa yang saya pikirkan saat itu. Tetapi hasilnya tidak maksimal.
Tahapan tes selesai dan kami disuruh menunggu di luar ruangan. Hasilnya akan ditempel dalam beberapa menit, dan bagi yang lolos akan mengikuti wawancara dengan psikolog. Saat itu saya sempat mendengar, jangan sampai yang lolos banyak, nanti bisa dimarahi. Saya tidak tahu apa arti ucapan tim itu.
Sekitar 15 menit, hasilnya ditempel di pintu, tetapi nomor saya (sebelum tes, masing-masing peserta diberikan nomor) tidak tercantum. Ya, saya tidak lolos untuk kedua kalinya di tahap pertama. Baiklah saya pulang.
Sore harinya, saya mendapat sms dari PT PTI (Wardah) untuk Tes Tahap I pada Rabu, 14 Mei 2014 pukul 10.00 WIB (seperti yang tertempel di papan pengumuman GSP) di Ruang Seminar MAP UGM dan membawa pensil 2B, penghapus, dan bolpoin.
Mulailah kegalauan saya memilih antara tes ini atau PT Global Digital Niaga (mengingatkan saya mendapat panggilan dari perusahaan ini, seperti yang saya tulis di bagian pertama). Sebenernya mau mencoba menghadiri keduanya, dengan konsekuensi mengundur jadwal PT PTI, tetapi masa aktif kartu saya habis ketika ingin konfirmasi ke yang bersangkutan. Sayang sekali.
Saya dan para jobseeker lain menunggu di sekitar Ruang Sidang tersebut. Terlihat sebagian besar yang mengikuti tes ini adalah laki-laki. Di tempat ini, bertemulah saya dengan seorang lulusan Matematika UNY yang ternyata dulu merupakan teman satu kelas teman saya (teman yang saya maksud adalah teman seangkatan saya di Matematika UGM 2010 dan sebelumnya sempat menjadi mahasiswa Matematika UNY 2009). Kami saling bercerita, tentang skripsi kami, perkuliahan, dan lain-lain.
Tak lama kami bercerita, tim dari AHM masuk dan menyuruh kami duduk di tempat yang sudah disediakan. Kami duduk bersebelahan, ya mungkin karena kami merasa asing dengan yang lain. Awalnya adalah perkenalan dari perusahaan dengan melempar beberapa pertanyaan, mulai dari sejarah, saham, hingga kode pada AHAS menunjukkan apa. Saya sama sekali tidak tahu tentang itu, iya karena saya tidak menggunakan motor Honda.
Dari antara kami di ruangan, ternyata ada yang mengetahui jawaban dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan tim AHM. Saya berpikir, apa mereka benar-benar belajar untuk mengikuti tes ini, atau sudah pernah tahu sebelumnya. Itu hanya di pikiran saya, toh lolosnya tes kali ini bukan dari jawaban-jawaban itu.
Setelah tim mempersiapkan bahan psikotes kami, mulailah dibagikan tes pertama, yang harus dijawab dengan menyilang pilihan yang benar. Tes kali ini, disuruh menggunakan pulpen. Saya sudah lupa bagian-bagian tesnya apa saja, hanya ingat saat itu ada soal deret, soal benar/salah, soal yang menyuruh kami menjawab dengan simbol lebih besar/lebih kecil/sama dengan/tidak dapat ditentukan, dan soal kubus. Perlu di ingat, psikotes di AHM berbeda dengan di Astra International.
Setelah tes bagian pertama selesai, datanglah kertas yang lebar dan berisi angka-angka. Ya, tes pauli. Mungkin dalam bayangan, orang Matematika bisa mengerjakan dengan sangat mudah. Tidak bagi saya, di Matematika itu tidaklah dituntut hitung cepat, jadi untuk urusan ini sepertinya saya tidak bisa berharap banyak. Saat mengerjakan ini, pikiran saya kemana-mana, mata bahkan sempat melihat pekerjaan orang lain, telinga pun mendengar gangguan, dan tangan sampai lelah. Hasilnya tidaklah maksimal, satu setengah halaman pun tidak sampai, dan cukup heran melihat ada yang tambah kertas.
Tes berikutnya adalah tes kepribadian. Saya lupa berapa soal saat itu, tetapi kami hanya perlu memilih satu dari dua pilihan yang ada di soal sesuai dengan karakter pribadi kami. Sebenarnya tidak sulit, tapi memang menimbulkan kebingungan dalam menjawabnya. Pada saat tes ini, kami ditunggu sampai benar-benar selesai menjawab semua pertanyaan.
Selanjutnya adalah tes gambar. Pada tes-tes sebelumnya kami diharuskan menggunakan pulpen, tetapi sekarang mengunakan pensil HB. Tes gambar terdiri dari dua bagian, yang pertama adalah melengkapi gambar yang terdiri dari 8 kotak yang masing-masing kotak terdapat unsur gambar seperti titik, garis, kotak, dll. Bagian kedua menggambar orang dan pohon, serta diberikan keterangan usia, kelebihan, kelemahan pada gambar orang, serta nama pada gambar pohon. Saat itu, disampaikan bahwa tidak boleh menggambar orang yang ada di ruangan tersebut. Apa yang saya gambar? Saya menggambar seorang dosen dan pohon nangka, entah apa yang saya pikirkan saat itu. Tetapi hasilnya tidak maksimal.
Tahapan tes selesai dan kami disuruh menunggu di luar ruangan. Hasilnya akan ditempel dalam beberapa menit, dan bagi yang lolos akan mengikuti wawancara dengan psikolog. Saat itu saya sempat mendengar, jangan sampai yang lolos banyak, nanti bisa dimarahi. Saya tidak tahu apa arti ucapan tim itu.
Sekitar 15 menit, hasilnya ditempel di pintu, tetapi nomor saya (sebelum tes, masing-masing peserta diberikan nomor) tidak tercantum. Ya, saya tidak lolos untuk kedua kalinya di tahap pertama. Baiklah saya pulang.
Sore harinya, saya mendapat sms dari PT PTI (Wardah) untuk Tes Tahap I pada Rabu, 14 Mei 2014 pukul 10.00 WIB (seperti yang tertempel di papan pengumuman GSP) di Ruang Seminar MAP UGM dan membawa pensil 2B, penghapus, dan bolpoin.
Mulailah kegalauan saya memilih antara tes ini atau PT Global Digital Niaga (mengingatkan saya mendapat panggilan dari perusahaan ini, seperti yang saya tulis di bagian pertama). Sebenernya mau mencoba menghadiri keduanya, dengan konsekuensi mengundur jadwal PT PTI, tetapi masa aktif kartu saya habis ketika ingin konfirmasi ke yang bersangkutan. Sayang sekali.