Enak dimakan di pagi hariApalagi dengan jus manggaMelihat engkau di dalam petiTak kuasa kutahan air mata
Mantaplah rasanya takkan tertahanTak akan pernah menjadi raguSaat kuucap salam perpisahanKutatap terus wajah cantikmu
Enak dimakan di pagi hariApalagi dengan jus manggaMelihat engkau di dalam petiTak kuasa kutahan air mata
Mantaplah rasanya takkan tertahanTak akan pernah menjadi raguSaat kuucap salam perpisahanKutatap terus wajah cantikmu
Suatu ketika, ada seorang gadis yang tak henti-henti tertimpa masalah dan kemalangan. Saat satu masalah selesai, masalah yang lain pun dating. Si Gadis sudah tidak tahan lagi dengan kemalangannya. Lalu si Gadis mengadu pada Ayahnya.
Ayahnya, yang juga seorang koki, mengajak si Gadis menuju dapur. Si Gadis pun mengikut saja. Tanpa satu ucapan katapun, sang Ayang bergegas menuju dapur.
Di dapur, sang Ayah mengambil tiga buah panci. Lalu, masing-masing panci diisi dengan air dan diapikan sampai mendidih. Setelah air dalam panci mendidih, panci pertama diisi dengan sebuah kentang, panci kedua diisi dengan sebuah telur, dan panci yang ketiga diisi dengan bubuk kopi. Tiga puluh menit kemudian, kentang diletakkan pada piring, telur juga diletakkan pada piring dan kopi diletakkan pada cangkir.